Terbaru

Rupiah Terkoreksi, Dekati Rp 15.000/US$!

Facebook
Twitter
LinkedIn

Selama pekan ini, mata uang rupiah mengalami tekanan dan terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), mendekati level psikologis Rp 15.000/US$. Berdasarkan data dari Refinitiv, rupiah mengalami penurunan sebesar 1,19% dalam kinerja poin-ke-poin (point-to-point) terhadap dolar AS.

Pada penutupan perdagangan Jumat (19/5/2023), rupiah ditutup melemah sebesar 0,4% menjadi Rp 14.920/US$. Dalam beberapa kesempatan, rupiah nyaris mencapai level psikologis Rp 15.000/US$.

Selama pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak mencatatkan penguatan dan terus mengalami koreksi. Pelemahan rupiah terutama dipengaruhi oleh kekuatan kembali dolar AS, yang tercermin dari indeks dolar AS. Indeks dolar AS menguat sebesar 0,5% selama pekan ini, dengan penutupan pada posisi 103,198 pada Jumat kemarin.

Penguatan dolar AS terjadi setelah pasar mempertimbangkan kebijakan bank sentral AS, yaitu Federal Reserve (The Fed). Meskipun sebelumnya terdapat probabilitas kenaikan suku bunga sebesar 36,7% pada bulan depan, data terbaru menunjukkan probabilitas sebesar 82,6% suku bunga akan tetap ditahan pada tingkat terkini. Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa suku bunga mungkin tidak perlu dinaikkan sebanyak sebelumnya mengingat kondisi kredit yang lebih ketat setelah gejolak sektor perbankan. Namun, sikap The Fed masih bervariasi, dan banyak pejabat yang tetap berpegang pada pandangan hawkish.

Meskipun masih terdapat ketidakpastian terkait kebijakan suku bunga The Fed, beberapa pengamat memproyeksikan bahwa rupiah akan terus melemah ke depan. Dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2024 (KEM PPKF RAPBN 2024), pemerintah mengasumsikan rentang nilai tukar rupiah antara Rp 14.700/US$ hingga Rp 15.300/US$. Asumsi ini lebih tinggi dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam Undang-Undang APBN 2023.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa prospek pasar keuangan domestik, termasuk pergerakan nilai tukar rupiah, akan sangat dipengaruhi oleh dinamika pasar global, termasuk meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan. Dalam kondisi yang masih tidak pasti, pergerakan mata uang rupiah tetap menjadi perhatian para pelaku pasar dan pemerintah dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

Terbaru
Kategori
Topik