Terbaru

Dedolarisasi Global: Peran Yuan Tiongkok

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

Negara-Negara Bergerak Menuju Dedolarisasi: Yuan Tiongkok Menjadi Mata Uang Pengganti Dolar AS

Peningkatan penggunaan mata uang Yuan sebagai alternatif Dolar AS semakin menjadi perhatian sejumlah negara. Dedolarisasi, gerakan untuk mengurangi ketergantungan pada Dolar AS, semakin terdengar di berbagai negara. Sebuah laporan dari South China Morning Post mencatat bahwa Yuan diprediksi menjadi kandidat utama pengganti Dolar AS di masa depan, yang didorong oleh peran aktif Pemerintah China dalam meningkatkan penggunaan Yuan di luar negeri selama beberapa tahun terakhir.

Beijing secara jelas menyampaikan pesan bahwa meningkatkan penggunaan Yuan di luar negeri, terutama dalam menghadapi hegemoni Dolar AS, adalah prioritas utama mereka. Beberapa negara telah menunjukkan minat dalam menggunakan Yuan dalam transaksi mereka. Berikut adalah beberapa negara yang tertarik:

Rusia: Sanksi dari Barat terkait invasi ke Ukraina telah merusak perekonomian Rusia. Untuk mengatasi pembatasan akses ke Dolar AS, Moskow memilih untuk mengadopsi penggunaan Yuan secara signifikan. Gelombang sanksi keuangan telah membekukan hampir setengah dari cadangan mata uang asing Rusia. Penggunaan Yuan di Rusia diperkirakan melonjak dari kurang dari 0,26% pada tahun 2020 menjadi 2,57% pada Januari 2023, menjadikan Moskow sebagai perdagangan valuta asing global terbesar kelima.

Arab Saudi: Arab Saudi sedang mempertimbangkan untuk menerima Yuan daripada Dolar AS dalam penjualan minyak mereka. Presiden Xi Jinping mengusulkan paradigma baru dalam kerja sama energi saat kunjungannya ke Arab Saudi pada bulan Desember, dengan menekankan pentingnya meningkatkan peran Yuan sebagai mata uang perdagangan minyak dan gas. Jika rencana ini terwujud, permintaan terhadap Dolar AS kemungkinan akan tergerus, mengingat nilai kontrak penjualan minyak Saudi Aramco dengan perusahaan China mencapai USD 10 miliar.

Argentina: Pemerintah Argentina telah mengumumkan bahwa mereka akan mulai membayar impor dari China dalam Yuan, bukan Dolar AS. Penggunaan Yuan dalam pembayaran impor China senilai USD 1,04 miliar pada bulan April menunjukkan langkah konkret Argentina dalam mendiversifikasi mata uang yang digunakan. Mereka juga menargetkan penggunaan Yuan senilai USD 790 juta per bulan mulai bulan Mei.

Selain itu, negara-negara lain seperti Pakistan, Irak, dan Thailand juga menunjukkan minat dalam menggunakan Yuan dalam transaksi dan kerja sama ekonomi.

Perubahan ini mencerminkan dorongan global untuk mengurangi ketergantungan terhadap Dolar AS dan diversifikasi mata uang dalam transaksi internasional. Penggunaan Yuan semakin menguat sebagai alternatif yang menarik untuk menghadapi hegemoni Dolar AS, dan China terus berperan aktif dalam mendorong peran global mata uangnya.

Terbaru
Kategori
Topik